Nama : Syarah
Ayu Nur Annisa
Nim :
175231144
Kelas : PBS 2 D
PENGANTAR
STUDI ISLAM
Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M.M.
Sarjuni, S.Ag., M. Hum
A. Konsep Islam
tentang Worldview
Pandangan hidup merupakan tolak ukur untuk
membedakan peradaban. Jadi, worldview melibatkan epistemologis manusia. Menurut
pandangan islam, worldview berbicara realitas kebenaran mengenai pancaran
wujud. Bersamaan akal pikiran dalam kehidupan umat islam di dunia. Tokoh islam
sendiri cenderung memahami sebagai doktrin dengan aspek metafisis maupun
epistimologis. Adanya akumulasi pemikiran, konsep, sikap mengakibatkan
terbentuknya worldview.
Worldview berperan sebagai framework untuk
mengkaji sesuatu. Konsep paling utama, mengenai hakikat tuhan. Worldview
memiliki elemen, baik islam maupun barat. Worldview islam berprinsip tawhidi, menggunakan asas wujud, akal, hadits berdasarkan
kajian metafisis. Sedangkan barat berprinsip dichotomic, dengan asas
filosofis, rasionalis berpandangan kultural, empiris. Obyek kajian worldview
islam menggunakan visible dan invisible bersifat otentisitas finalitas. Berbeda
dengan worldview barat, yang menjadikan tata nilai masyarakat sebagai obyek
kajian sehingga sifat yang diciptakan dalam worldviewbarat lebih terbuka dan
rasionalitas.
B. Manusia Makhluk Pencari Kebenaran hingga
Konsep Islam tentang Tuhan
Manusia mencari kebenaran, berpatokan pada
ilmu pengetahuan dan filsafat. Kita dapat mencari kebenaran melalui islam.
Allah SWT telah mengutus Rasul-Nya untuk memberi petunjuk ke jalan kebenaran.
Sesunggunya, kebenaran yang mutlak bersumber dari Tuhan. Kebenaran I’tiqadi,
keyakinan muslim yang bersifat pasti atas dasar Al-Qur’an dan Hadits. Kebenaran
Syar’iy, kebenaran berdasarkan aturan syariat yang ditetapkan Allah SWT.
Sedangkan kebenaran waqi’iy muncul berdasarkan fakta dan juga sains. Kebenaran
yang hakiki hanyalah kebenaran agama yang berasal dari Allah SWT.
Sebenarnya, unsur agama terdiri keyakinan
manusia akan kesejahteraan. Tak hanya itu, kitab suci dan tempat ibadah juga
mempengaruhi. Apalagi dengan adanya kekuatan gaib. Sebuah keyakinan digunakan
dalam melaksanakn ibadah. Manusia melakukan ibadah sesuai syariat Allah SWT.
Dalam kehidupan manusia, agama berguna sebagai sumber moral dan petunjuk
kebenaran. Di Indonesia sendiri terdapat banyak agama yang dianut. Tingginya
rasa toleransi menjadikan kita hidup rukun. Perbedaan keyakinan tidak
menghalangi seseorang untuk berbuat baik.
Islam satu-satunya agama yang diridhai
Allah SWT. Islam mengajarkan tentang ketauhidan Allah SWT. Din Islam termasuk
agama samawi, dan agama samawi itu tunggal. Sebuah peradaban dapat memperbaiki
kehidupan manusia. Tamaddun islam memberi kebebasan beragama. Makna kata din
sendiri bearti jalan pengembalian diri kepada Tuhan. Berbicara mengenai tuhan,
lalu siapakah tuhan itu ?
Tuhan atau illah atau rabb merupakan
sesuatu yang diyakini dan disembah. Tuhan penguasa alam semesta ini. Tuhan kita
hanya satu, Allah SWT. Dia-Lah tempat meminta dan berserah diri. Tidak ada yang
dapat menyamai-Nya.
Kalimat tauhid perlu diyakini setiap muslim.
Allah SWT telah menurunkan risalah berupa Al-Qur’an. Membawa kebenaran guna
menyempurnakan kesalihan akhlak. Cara kita bertauhid dengan mengimani atau
meyakini kalimat “La illa ha illa Allah” , mencintai Allah dan
Rasul-Nya. Mengamalkan kalimat tauhid dengan ikhlas mencari ridha Allah. Tidak akan ada sekutu bagi-Nya. Lalu,
bagaimana apabila ada muslim menyekutukan Allah? Berarti, mereka telah
melakukan dosa yang paling besar, yaitu dosa syirik.
Syirik yang merupakan perbuatan
menyekutukan Allah dengan sesuatu lainnya, terbagi menjadi dua. Pertama, syirik
besar yang dapat mengakibatkan seorang keluar dari agama islam, jika dia islam.
Seperti ketika ia menyembah kepada berhala, pohon, dewa. Sedangkan syirik
kecil, perbuatan meyekutukan namun tidak sampai keluar dari agama. Seperti
bersumpah selain kepada Allah dan bias juga riya’. Satu-satunya dzat yang
berhak disembah hanyalah Allah SWT.
C.
Konsep Islam tentang Manusia dan Alam
Manusia adalah makhluk biologis yang
membutuhkan makan dan minum. Dapat diartikan pula, bahwa manusia ini sebagai
khalifah dibumi. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa manusia sebagai makhluk
sosial. Adam dan Hawa diciptakan dari tanah, dan saripati. Didalam Al-Qur’an,
telah diterangkan tahap penciptaan manusia. Mulai dari gamet, pebuahan hingga
janin. Lalu apa tujuan diciptakannya manusia ?
Sebenarnya, manusia memiliki tugas utama
sebagai khalifah. Manusialah yang bertugas mengatur dan mengelola apa yang ada
di alam semesta ini. Untuk memikul tanggung jawab sebagai khalifah tidaklah
mudah. Karena semua yang dilakukan seorang pemimpin akan dimintai
pertanggungjawaban dihadapan Allah. Allah yang menciptakan seluruh yang ada di
alam semesta ini. Lalu, apakah alam semesta itu?
Semua yang ada di langit dan di bumi,
mencangkup alam semesta. Manusia itulah yang menjadi unsur alam. Semua yang ada
di alam, senantiasa tunduk patuh kepada Allah. Ibarat tanah yang tidak tumbuhi
pepohonan, tanah itu akan tandus. Begitupula manusia, apabila didalam dirinya
tidak ada iman dan ketakutan, hidupnya akan tarasa hampa. Pohon, burung dan
langit saja selalu memohon ampun dan bertasbih kepada Allah SWT. Bagaimana
dengan manusia yang selalu berbuat kesalahan di muka bumi ini?
D.
Konsep
Islam tentang Nabi dan Wahyu
Nabi adalah seseorang yang diberikan
keistimewaan dan wahyu dari Allah SWT, melalui perantara malaikat jibril, untuk
dirinya sendiri. Berbeda dengan rasul yang diberikan wahyu untuk dirinya dan
juga disampaikan kepada umatnya. Nabi diutus untuk memberi kabar gembira dan
peringatan. Utamanya untuk menyeru kepada umat agar menyembah Allah SWT. Serta
menuntun manusia menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
Tugas nabi dari zaman Nabi Adam hingga Nabi
Muhammad memiliki tujuan sama. Mengajak semua umat untuk berbuat baik. Dan
senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Seperti yang kita ketahui, Nabi Muhammad
SAW. lahir dan tumbuh dalam keadaan yatim dan miskin. Nabi Muhammad juga tidak
pandai membaca dan menulis. Namun, keutamaan seorang nabi tidak diukur dari
kepandaian membaca dan menulis. Melainkan kejujuran, terpelihara jasmani
rohaninya.
Setiap rasul pasti memiliki mukjizat
tersendiri. Dimana mukjizat itu tidak dapat ditangkap oleh akal manusia.
Seperti Nabi Musa AS yang dapat membelah lautan menjadi daratan dengan
tongkatnya. Bagi manusia biasa, hal semacam itu dianggap tidak masuk akal. Namun,
itulah yang dimaksud kekuasaan Allah dalam memberi keistimewaan kepada nabinya.
Salah satunya Al-Qur’an, yang menjadi mukjizat terakhir dan abadi. Kitab suci
yang sempurna hanyalah Al-Qur’an. Al-Qur’an memuat segala hal didalamnya,
karena bersifat universal.
E.
Konsep Islam tentang Kehidupan dan Akhlak
Tujuan Allah menciptakan dunia ini sebagai
tempat kehidupan. Di dunia, manusia berlomba-lomba untuk mencari amal shalih.
Amal kebaikan inlah yang nantinya dijadikan bekal hidup di akhirat. Allah
memerintahkan bahwa kehidupan didunia ini untuk beribadah kepada-Nya. Kita
harus hidup sesuai tuntutan agama. Karena kita tidak tahu kapan hari akhir akan
tiba. Didalam Al-Qur’an, telah diterangkan mengenai hari akhir. Gunung-gunung
diangkat lalu di terbangkan hingga hancur. Begitu dahsyatnya kejadian itu
kelak, sehingga manusia tidak dapat bersembunyi
dimana pun.
Selain hari akhir, kita juga mengimani adanya
Qada’ dan Qadar. Qada’ merupakan hukum atau keputusan Allah. Sedangkan
qadar adalah taqdir atau ketentuan yang
telah dibuat Allah. Lantas, bagaiman cara kita mengimani qada’ dan qadar?
Dengan meyakini bahwa apapun yang terjadi baik maupun buruk, semua itu telah
ditaqdirkan kepada kita. Tidak ada seorang pun yang dapat lari dari taqdir
Allah. Kita sebagai mausia hendaknya berikhtiar. Tak hanya ikhtiar saja, namun
dibarengi dengan doa. Setelah berikhtiar dan berdoa, selanjutnya kita
bertawakal kepada Allah SWT.
F.
Konsep Islam tentang Akhlak dan Ilmu
Berbicara mengenai akhlak yang berarti budi
pekerti merupakan gambaran batin manusia. Adanya akhlak dalam diri manusia
dapat menunjukkan memanifestasi kesempurnaan iman. Meskipun akhlak seseorang
bersifat abstrak, akhlak dapat bersifat nyata melalui tindakan. Sumber pokok
akhlak adalah Al-Qur’an dan Hadits. Semua perbuatan tindakan kita harus
didasari pada ilmu. Tanpa ilmu, dunia ini akan hancur.
Terdapat tiga landasan pengembangan ilmu.
Pertama, Ontologis (worldview) yang didasarkan pada dunia tauhid. Merupakan
titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan bergantung pada
cara pandang ilmuwan. Kedua, Landasan Epistemologi yang menempatkan pengetahuan
ke kedudukan yang setepatnya. Landasan ini mengkaji asal-usul, sumber dan
metode. Terakhir, Landasan Aksialogis yang mengembangkan sikap etis dengan
meyakini kebenarannya. Setiap aktivitas ilmiah berkaitan dengan worldview dan
dunia tauhid. Dengan ketiga landasan tersebut, akan tercipta kerasionalitasan
pengetahuan. Maka dari itu, akhlak dan ilmu sangat berkaitan satu sama lain.
Dengan akhlak mahmudah, dapat meninggikan derajat kita sebagai manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar