Minggu, 04 Februari 2018

Pengantar Studi Islam

Nama   : Syarah Ayu Nur Annisa
Nim     : 175231144
Kelas   : PBS 2 D

PENGANTAR STUDI ISLAM

Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M.M.
Sarjuni, S.Ag., M. Hum

A.   Konsep Islam tentang Worldview
Pandangan hidup merupakan tolak ukur untuk membedakan peradaban. Jadi, worldview melibatkan epistemologis manusia. Menurut pandangan islam, worldview berbicara realitas kebenaran mengenai pancaran wujud. Bersamaan akal pikiran dalam kehidupan umat islam di dunia. Tokoh islam sendiri cenderung memahami sebagai doktrin dengan aspek metafisis maupun epistimologis. Adanya akumulasi pemikiran, konsep, sikap mengakibatkan terbentuknya worldview.
Worldview berperan sebagai framework untuk mengkaji sesuatu. Konsep paling utama, mengenai hakikat tuhan. Worldview memiliki elemen, baik islam maupun barat. Worldview islam berprinsip tawhidi, menggunakan asas wujud, akal, hadits berdasarkan kajian metafisis. Sedangkan barat berprinsip dichotomic, dengan asas filosofis, rasionalis berpandangan kultural, empiris. Obyek kajian worldview islam menggunakan visible dan invisible bersifat otentisitas finalitas. Berbeda dengan worldview barat, yang menjadikan tata nilai masyarakat sebagai obyek kajian sehingga sifat yang diciptakan dalam worldviewbarat lebih terbuka dan rasionalitas.

B.     Manusia Makhluk Pencari Kebenaran hingga Konsep Islam tentang Tuhan
Manusia mencari kebenaran, berpatokan pada ilmu pengetahuan dan filsafat. Kita dapat mencari kebenaran melalui islam. Allah SWT telah mengutus Rasul-Nya untuk memberi petunjuk ke jalan kebenaran. Sesunggunya, kebenaran yang mutlak bersumber dari Tuhan. Kebenaran I’tiqadi, keyakinan muslim yang bersifat pasti atas dasar Al-Qur’an dan Hadits. Kebenaran Syar’iy, kebenaran berdasarkan aturan syariat yang ditetapkan Allah SWT. Sedangkan kebenaran waqi’iy muncul berdasarkan fakta dan juga sains. Kebenaran yang hakiki hanyalah kebenaran agama yang berasal dari Allah SWT.
Sebenarnya, unsur agama terdiri keyakinan manusia akan kesejahteraan. Tak hanya itu, kitab suci dan tempat ibadah juga mempengaruhi. Apalagi dengan adanya kekuatan gaib. Sebuah keyakinan digunakan dalam melaksanakn ibadah. Manusia melakukan ibadah sesuai syariat Allah SWT. Dalam kehidupan manusia, agama berguna sebagai sumber moral dan petunjuk kebenaran. Di Indonesia sendiri terdapat banyak agama yang dianut. Tingginya rasa toleransi menjadikan kita hidup rukun. Perbedaan keyakinan tidak menghalangi seseorang untuk berbuat baik.
Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT. Islam mengajarkan tentang ketauhidan Allah SWT. Din Islam termasuk agama samawi, dan agama samawi itu tunggal. Sebuah peradaban dapat memperbaiki kehidupan manusia. Tamaddun islam memberi kebebasan beragama. Makna kata din sendiri bearti jalan pengembalian diri kepada Tuhan. Berbicara mengenai tuhan, lalu siapakah tuhan itu ?
Tuhan atau illah atau rabb merupakan sesuatu yang diyakini dan disembah. Tuhan penguasa alam semesta ini. Tuhan kita hanya satu, Allah SWT. Dia-Lah tempat meminta dan berserah diri. Tidak ada yang dapat menyamai-Nya.
       Kalimat tauhid perlu diyakini setiap muslim. Allah SWT telah menurunkan risalah berupa Al-Qur’an. Membawa kebenaran guna menyempurnakan kesalihan akhlak. Cara kita bertauhid dengan mengimani atau meyakini kalimat “La illa ha illa Allah” , mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mengamalkan kalimat tauhid dengan ikhlas mencari ridha Allah.  Tidak akan ada sekutu bagi-Nya. Lalu, bagaimana apabila ada muslim menyekutukan Allah? Berarti, mereka telah melakukan dosa yang paling besar, yaitu dosa syirik.
       Syirik yang merupakan perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu lainnya, terbagi menjadi dua. Pertama, syirik besar yang dapat mengakibatkan seorang keluar dari agama islam, jika dia islam. Seperti ketika ia menyembah kepada berhala, pohon, dewa. Sedangkan syirik kecil, perbuatan meyekutukan namun tidak sampai keluar dari agama. Seperti bersumpah selain kepada Allah dan bias juga riya’. Satu-satunya dzat yang berhak disembah hanyalah Allah SWT.
C.    Konsep Islam tentang Manusia dan Alam
Manusia adalah makhluk biologis yang membutuhkan makan dan minum. Dapat diartikan pula, bahwa manusia ini sebagai khalifah dibumi. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Adam dan Hawa diciptakan dari tanah, dan saripati. Didalam Al-Qur’an, telah diterangkan tahap penciptaan manusia. Mulai dari gamet, pebuahan hingga janin. Lalu apa tujuan diciptakannya manusia ?
 Sebenarnya, manusia memiliki tugas utama sebagai khalifah. Manusialah yang bertugas mengatur dan mengelola apa yang ada di alam semesta ini. Untuk memikul tanggung jawab sebagai khalifah tidaklah mudah. Karena semua yang dilakukan seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah. Allah yang menciptakan seluruh yang ada di alam semesta ini. Lalu, apakah alam semesta itu?
Semua yang ada di langit dan di bumi, mencangkup alam semesta. Manusia itulah yang menjadi unsur alam. Semua yang ada di alam, senantiasa tunduk patuh kepada Allah. Ibarat tanah yang tidak tumbuhi pepohonan, tanah itu akan tandus. Begitupula manusia, apabila didalam dirinya tidak ada iman dan ketakutan, hidupnya akan tarasa hampa. Pohon, burung dan langit saja selalu memohon ampun dan bertasbih kepada Allah SWT. Bagaimana dengan manusia yang selalu berbuat kesalahan di muka bumi ini? 
D.    Konsep Islam tentang Nabi dan Wahyu
Nabi adalah seseorang yang diberikan keistimewaan dan wahyu dari Allah SWT, melalui perantara malaikat jibril, untuk dirinya sendiri. Berbeda dengan rasul yang diberikan wahyu untuk dirinya dan juga disampaikan kepada umatnya. Nabi diutus untuk memberi kabar gembira dan peringatan. Utamanya untuk menyeru kepada umat agar menyembah Allah SWT. Serta menuntun manusia menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
Tugas nabi dari zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad memiliki tujuan sama. Mengajak semua umat untuk berbuat baik. Dan senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Seperti yang kita ketahui, Nabi Muhammad SAW. lahir dan tumbuh dalam keadaan yatim dan miskin. Nabi Muhammad juga tidak pandai membaca dan menulis. Namun, keutamaan seorang nabi tidak diukur dari kepandaian membaca dan menulis. Melainkan kejujuran, terpelihara jasmani rohaninya.
Setiap rasul pasti memiliki mukjizat tersendiri. Dimana mukjizat itu tidak dapat ditangkap oleh akal manusia. Seperti Nabi Musa AS yang dapat membelah lautan menjadi daratan dengan tongkatnya. Bagi manusia biasa, hal semacam itu dianggap tidak masuk akal. Namun, itulah yang dimaksud kekuasaan Allah dalam memberi keistimewaan kepada nabinya. Salah satunya Al-Qur’an, yang menjadi mukjizat terakhir dan abadi. Kitab suci yang sempurna hanyalah Al-Qur’an. Al-Qur’an memuat segala hal didalamnya, karena bersifat universal.
E.     Konsep Islam tentang Kehidupan dan Akhlak
Tujuan Allah menciptakan dunia ini sebagai tempat kehidupan. Di dunia, manusia berlomba-lomba untuk mencari amal shalih. Amal kebaikan inlah yang nantinya dijadikan bekal hidup di akhirat. Allah memerintahkan bahwa kehidupan didunia ini untuk beribadah kepada-Nya. Kita harus hidup sesuai tuntutan agama. Karena kita tidak tahu kapan hari akhir akan tiba. Didalam Al-Qur’an, telah diterangkan mengenai hari akhir. Gunung-gunung diangkat lalu di terbangkan hingga hancur. Begitu dahsyatnya kejadian itu kelak, sehingga manusia tidak dapat bersembunyi  dimana pun.
Selain hari akhir, kita juga mengimani adanya Qada’ dan Qadar. Qada’ merupakan hukum atau keputusan Allah. Sedangkan qadar  adalah taqdir atau ketentuan yang telah dibuat Allah. Lantas, bagaiman cara kita mengimani qada’ dan qadar? Dengan meyakini bahwa apapun yang terjadi baik maupun buruk, semua itu telah ditaqdirkan kepada kita. Tidak ada seorang pun yang dapat lari dari taqdir Allah. Kita sebagai mausia hendaknya berikhtiar. Tak hanya ikhtiar saja, namun dibarengi dengan doa. Setelah berikhtiar dan berdoa, selanjutnya kita bertawakal kepada Allah SWT.
F.      Konsep Islam tentang Akhlak dan Ilmu
Berbicara mengenai akhlak yang berarti budi pekerti merupakan gambaran batin manusia. Adanya akhlak dalam diri manusia dapat menunjukkan memanifestasi kesempurnaan iman. Meskipun akhlak seseorang bersifat abstrak, akhlak dapat bersifat nyata melalui tindakan. Sumber pokok akhlak adalah Al-Qur’an dan Hadits. Semua perbuatan tindakan kita harus didasari pada ilmu. Tanpa ilmu, dunia ini akan hancur.
Terdapat tiga landasan pengembangan ilmu. Pertama, Ontologis (worldview) yang didasarkan pada dunia tauhid. Merupakan titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan bergantung pada cara pandang ilmuwan. Kedua, Landasan Epistemologi yang menempatkan pengetahuan ke kedudukan yang setepatnya. Landasan ini mengkaji asal-usul, sumber dan metode. Terakhir, Landasan Aksialogis yang mengembangkan sikap etis dengan meyakini kebenarannya. Setiap aktivitas ilmiah berkaitan dengan worldview dan dunia tauhid. Dengan ketiga landasan tersebut, akan tercipta kerasionalitasan pengetahuan. Maka dari itu, akhlak dan ilmu sangat berkaitan satu sama lain. Dengan akhlak mahmudah, dapat meninggikan derajat kita sebagai manusia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar